Hidup manusia dibagi ke dalam tiga dimensi waktu: masa lalu, masa kini dan masa depan. Masa lalu sudah berlalu dan masa depan belum tiba, kehidupan manusia yang sesungguhnya adalah pada masa kini.
Kesehatan mental adalah kebiasaan berpikir dan mengalami pada masa kini. Jika pikiran dan pengalaman terlalu berkaitan dengan suatu peristiwa yang telah berlalu atau peristiwa di masa depan yang belum tiba, maka gangguan kesehatan mental akan muncul. Gangguan kesehatan mental berawal dari gangguan emosi, kemudian berpengaruh terhadap perilaku, tubuh/kesehatan fisik dan pikiran.
Gangguan kesehatan mental dapat berkaitan dengan masa lalu, masa kini maupun masa depan. Gangguan kesehatan mental yang berkaitan dengan masa lalu adalah trauma atau kepahitan hati, gangguan kesehatan mental yang berkaitan dengan masa kini adalah stress atau depresi dan gangguan kesehatan mental yang berkaitan dengan masa depan disebut dengan kecemasan.
Misalnya: saat kita sedang berhadapan dengan anjing yang menggonggong. Peristiwa yang sedang terjadi pada masa kini adalah berhadapan dengan anjing yang menggonggong. Namun pada umumnya pikiran kita dengan cepat langsung “menyabotase“ sehingga pikiran kita langsung memikirkan bahwa anjing ini pasti akan menggigit kita sebentar lagi.
Kesimpulan bahwa anjing tersebut pasti menggigit didapatkan dari kesimpulan anjing yang sedang menggonggong. Padahal anjing yang menggonggong belum tentu menggigit, bisa jadi anjing tersebut hanya berani menggonggong tapi takut untuk menggigit.
Kesimpulan dari “sabotase“ pikiran tersebut yang membuat kita langsung menjadi cemas ketika menghadapi anjing padahal kesimpulan kita belum terjadi dan masih merupakan kemungkinan di depan (baca: masa depan).
Pada umumnya kesimpulan kita tentang masa depan dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu. Peristiwa masa lalu langsung melompat ke masa depan dan dijadikan sebagai suatu kepastian. Dengan menggunakan contoh di atas, maka kita bisa menganalisa tentang gangguan kecemasan, yaitu faktor-faktor yang bisa membuat seseorang mengalami kecemasan.
Timbulnya kecemasan ini sangat berkaitan dengan fokus seseorang. Seseorang yang terlalu berfokus kepada peristiwa di masa depan yang belum terjadi akan menimbulkan kecemasan.
Peristiwa di masa depan yang belum tentu terjadi seringkali menyerap energi pikiran kita secara berlebihan. Hal ini terjadi karena pikiran menguatirkan sesuatu yang belum pasti terjadi. Kekuatiran akan masa depan yang belum pasti terjadi ini menguras daya pikir hingga hampir seratus persen dan tidak menyediakan ruang berpikir tentang masa kini. Prosentase pikiran yang banyak terserap kepada masa depan itulah yang disebut dengan fokus.
Hal ini dapat diatasi dengan membagi fokus pikiran secara seimbang baik masa depan maupun masa kini. Akan lebih baik lagi jika fokus pikiran prosentasenya lebih banyak di masa kini. Pikiran di masa kini tersebut adalah dengan melakukan antisipasi atau alternatif pemecahan masalah sehingga sebisa mungkin memperkecil akibat negatif di masa mendatang. Dengan memperkecil akibat yang mungkin bisa terjadi di masa depan akan mengurangi tingkat kecemasan seseorang.
Demikianlah penjelasan mengenai faktor kecemasan dan cara penanganannya. Namun masih ada beberapa penjelasan yang lain mengenai terjadinya kecemasan dan cara penanganannya yang akan dipaparkan pada edisi berikutnya.